X-ray merupakan salah satu gelombang elektromagnetik yang
diantaranya adalah cahaya yang dapat kita lihat. Namun panjang gelombang dari
X-ray sangat kecil sehingga frekuensi yang dimiliki X-ray sangat besar dan
menyebakan energi yang dimilikinya pun sangat besar. Sinar X mempunyai ukuran
panjang mulai dari 0,01 sampai 10 nanometer dengan frekuensi mulai dari 30
petaHertz sampai 30 exaHertz dan mempunyai energi mulai dari 120 elektroVolt
hingga 120 kilo elektroVolt.
Menurut
wikipedia indonesia, x ray merupakan salah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100
pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X
umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X.
Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Proses terbentuknya X-ray?
Agar X-ray terbentuk dibutuhkan beberapa komponen berikut :
• X-Ray tube
Berfungsi untuk menghasilkan sinar-X yang merupakan suatu
tabung hampa udara yang didalamnya terdapat catoda bermuatan negative yang
berfungsi sebagai penghasil electron dan Anoda yang bermuatan positif
yang berfungsi sebagai target penembakan electron.
• Sumber electron (filament)
Filamen berfungsi sebagai penghasil electron
• Listrik bertegangan tinggi.
Proses terbentuknya X-ray :
1.
Filament dipanaskan untuk
menghasilkan elektron, dengan cara mengalirkan arus listrik
pada filament tersebut. Setelah filament berpijar, maka
karena panas elektron-elektron dari katoda (filament) terlepas sehingga
terbentuk awan-awan elektron di sekitar filament tersebut.
1.
Setelah elektron terbentuk pada
filamen, tabung X-ray diberi tegangan yang tinggi hingga
ribuan volt (kilovolt) sehingga memicu elektron untuk
bergerak ke anoda.
2.
Elektron-elektron yang ditembakkan
akan menumbuk target dan akan berinteraksi dengan atom-atom dari target
tersebut. Interaksi elektron dengan target (anoda) akan menyebabkan
terbentuknya panas (99%) dan sinar X (1%).
Bagaimana cara kerja xray?
Xray memperlihatkan xray
sebagai bentukan pola segitiga yang teratur seperti yang dihasilkan pada tititk
fokus. Hal ini memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan tentang kerja
radiasi xray diluar tabung. Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu,
sebenarnya xray itu seperti cahaya tampak yang dalam.
Penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap xray. Karena alasan tersebut maka tabung xray ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi xray. Hanya xray yang berguna yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window.
Xray yang berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central xray. Diperlukan pembangkitan tegangan yang tinggi di dalam tabung xray agar dapat dihasilkan berkas xray. Rangkaian listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga kV-nya dapat diubah dalam rentang yang besar - biasanya 30 kV sampai 100 kV- atau lebih. Bila kV yang lebih rendah digunakan, maka xray memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan lebih mudah diserap sehingga disebut sebagai soft xray. Harus dipahami bahwa berkas xray itu terdiri dari sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. Radiasi yang dihasilkan pada rentang kV yang lebih tinggi akan memiliki energi yang lebih besar dan panjang gelombang yang lebih pendek.
Penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap xray. Karena alasan tersebut maka tabung xray ditutup dalam satu rumah tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi xray. Hanya xray yang berguna yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window.
Xray yang berguna tadi disebut sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central xray. Diperlukan pembangkitan tegangan yang tinggi di dalam tabung xray agar dapat dihasilkan berkas xray. Rangkaian listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga kV-nya dapat diubah dalam rentang yang besar - biasanya 30 kV sampai 100 kV- atau lebih. Bila kV yang lebih rendah digunakan, maka xray memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan lebih mudah diserap sehingga disebut sebagai soft xray. Harus dipahami bahwa berkas xray itu terdiri dari sinar dengan panjang gelombang yang berbeda. Radiasi yang dihasilkan pada rentang kV yang lebih tinggi akan memiliki energi yang lebih besar dan panjang gelombang yang lebih pendek.
Pada bidang apa pengaplikasian xray?
Pengaplikasian xray pertama kali di pergunakan pada sektor pengamanan dan penjagaan. Umumnya dieksplorasikan pada pengamanan gedung pemerintahan, mall, hotel, lingkungan pelatihan militer, apartemen, bandara, pelabuhan dll. oleh karena itu sensor sinar-X sangan membantu dalam proses deteksi dan indentifikasi.
Kegunaan X-ray bagi kesehatan?
Sinar Rontgen
Sinar X dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi tubuh
bagian dalam (tulang) yakni dalam dunia kedokteran disebut sinar rontgen. Untuk
memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat
penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan
menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini
kemudian direkam pada film. Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak
dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedang bagian yang dapat ditembus
oleh sinar X akan berwarna putih.
Radioterapi
Sinar X pada intinya adalah sebuah gelombang elektroagnetik
yang memiliki energi yang besar, sehingga dengan kemampuan yang juga dapat
menembus hingga ke rongga dalam tubuh, sinar X dapat digunakan untuk membunuh
sel-sel berbahaya yang ada pada tubuh misalnya kanker. Pengobatan model ini
disebut dengan nama radioterapi
Efek Radiasi Terhadap Manusia
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang
dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja.
Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom.
Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi,
radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan
menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi
dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap
di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi
(getaran) atom dan struktur molekul.
Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan
efek biologis yang merugikan.
Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel
mempunyai inti
sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20%
senyawa biologis kompleks. Jika radiasi
pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan
menghasilkan radikal
bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom
oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat
mengubah molekul-molekul penting dalam sel.
DNA
(deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul yang terdapat di inti sel,
berperan untuk mengontrol struktur dan fungsi sel serta menggandakan dirinya
sendiri.
Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung
molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan
kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi
dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis
yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik.
Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang
yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan
sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak
dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan
permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti
dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel
yang abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal
inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat
radiasi.
Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa
banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan
secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi
sedikit).
Sebagai contoh, radiasi gamma
dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30
menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia
yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam
waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan
dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut
tidak terjadi.
Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 – 4 Sv (350 –
400 rem) yang diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50%
dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya,
dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak
menimbulkan akibat yang sama.
Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ
tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang
ditimbulkan radiasi juga akan berbeda.
Sebagai contoh, dosis
terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh tubuh
dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian
karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan
pencernaan. Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat
dosis terserap 5 Gy tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis
terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun
ia segera mendapatkan perawatan medis.
Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus
ke organ tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan
berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus
ke kulit akan menyebabkan eritema.
Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan
menyebabkan mandul.
Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek
Deterministik. Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi
suatu batas tertentu, disebut Dosis
Ambang.
Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang
agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai
contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu
setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih.
Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang
lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya
sendiri sehingga tubuh tidak menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi.
Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan
akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama
(mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten.
Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek
Stokastik.
Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi,
namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga
bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek
stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan
efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat
berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan
efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih.
Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah
kanker. Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain
dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh
zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan
ultraviolet. Dalam kurun waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat
meninggal karena penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang
yang masih hidup bertahun-tahun setelah menerima paparan radiasi ada
kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen dalam kurun waktu tersebut.
Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka kanker tersebut dapat
disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan hanya disebabkan oleh radiasi.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar