Perhatikanlah
makanan berkuah yang mengandung minyak seperti rawon dan soto, minyaknya selalu
berada di atas ainya. Selain itu, minyak juga tidak bercampur dengan air,
seperti yang tampak pada gambar di atas. Apa yang terjadi? Mengapa minyak dan
air tak mau bersatu?
Jawaban
dari pertanyaan ini sebenarnya sederhana saja: Minyak dan air tak mau bersatu
karena mereka memiliki CARA YANG BERBEDA untuk bersatu. Maksudnya begini.
Molekul-molekul air bersatu dengan cara ikatan POLAR, sedangkan molekul-molekul
minyak bersatu dengan cara ikatan NON-POLAR.
Sekarang
pertanyaannya, apa itu IKATAN POLAR?
Seperti
kita ketahui, molekul air merupakan gabungan antara dua atom hidrogen (H) dan
satu atom oksigen (O) sehingga rumus molekulnya adalah H2O. Berikut
ini adalah ilustrasi molekul air.
Atom
H dan O tersambung melalui ikatan kovalen. Atom H memiliki 1
buah elektron valensi (elektron terluar), sedangkan atom O memiliki 6 buah
elektron valensi. Agar sebuah atom menjadi stabil, elektron valensi mereka
harus berjumlah 2 atau 8. Atom H punya 1 elektron valensi sehingga atom H
mengikatkan diri dengan salah satu elektron valensi atom O. Dengan demikian,
masing-masing atom H kini memiliki 1+1=2 elektron valensi dan menjadi stabil
karenanya. Seiring dengan itu, karena atom O terikat dengan 2 atom H, maka atom
O mendapat tambahan 2 elektron valensi sehingga total elektron valensinya kini
adalah 6+2=8 buah dan menjadi stabil karenanya.
Perhatikan
lagi gambar molekul air di atas. Pada bagian luar atom hidrogen, tidak ada
lapisan elektron valensi. Inti atom hidrogen (seperti halnya atom-atom lainnya)
mengandung proton yang bermuatan positif. Hal ini mengakibatkan sisi kedua atom
hidrogen pada molekul air bermuatan positif (+). Pada sisi yang berlawanan,
yaitu sisi luar atom oksigen, ada eketron valensi yang menyelubungi. Elektron
bermuatan negatif sehingga sisi luar atom oksigen pada molekul air pun
bermuatan negatif (-). Nah inilah yang menyebabkan molekul air bersifat polar.
Polar artinya kutub. Molekul air bersifat polar karena memiliki kutub positif (pada
bagian luar atom-atom hidrogennya) dan kutub negatif (pada bagian luar atom
oksigennya).
Di
dalam air, kutub negatif sebuah molekul air akan berikatan dengan kutub positif
molekul air lainnya. Dengan kata lain, ketika molekul-molekul air bersatu, atom
H (+) akan berikatan dengan atom O (-). Cara bersatunya molekul-molekul air ini
diilustrasikan pada gambar berikut.
Nah,
inilah cara molekul air bersatu, yaitu berdasakan jenis muatan
(polaritas). Jadi, suatu senyawa dapat disatukan dengan air apabila
senyawa tersebut memiliki sifat polaritas seperti air. Contohnya adalah garam
dapur (NaCl). Sisi Na bermuatan positif sedangkan sisi Cl bermuatan negatif.
Sehingga ketika NaCl dicampur dengan air, Na (+) akan terikat dengan O (-),
sedangkan Cl (-) akan terikat dengan H (+).
Sekarang
kita kembali pada minyak. Minyak bukan merupakan senyawa polar. Artinya, tidak
ada bagian-bagian minyak yang bermuatan positif ataupun negatif. Semuanya
netral-netral saja, sehingga minyak disebut senyawa non-polar. Minyak bersatu
dengan menggunakan cara yang berbeda dengan air, sehingga minyak dan air pun
tidak dapat menyatu.
Berikut
ini adalah ilutrasi dari penyatuan molekul-molekul minyak. Perhatikan bahwa
penyatuannya asal bertumpuk saja, bukan seperti air yang sambungannya harus
sesuai antara kutub positif dan negatif.
Misalnya
ketika jari-jari tangan kita terkena air dan minyak, maka ilustrasinya adalah
seperti gambar di bawah. Yang hitam-putih adalah molekul minyak, sedangkan yang
merah-putih adalah molekul air.
Sekarang,
jika tangan kita terkena minyak seperti itu, kita dapat membersihkannya dengan
menggunakan air, namun harus dengan bantuan sabun. Sabun dapat menyatukan
minyak dan air sehingga kita bisa membersihkan tangan kita dari kotoran yang
berminyak. Bagaimana sabun melakukannya? Perhatikan gambar berikut.
Molekul
sabun memiliki dua sisi. Sisi yang satu bersifat polar (sehingga dapat mengikat
air), sedangkan sisi yang lain bersifat non-polar (sehingga dapat mengikat
minyak). Dengan cara ini, sabun dapat mengikat air dan minyak sehingga kedua
jenis cairan yang selalu bermusuhan ini dapat disatukan (meskipun secara tidak
langsung, yaitu dengan sabun sebagai penghubungnya). Larutan sejenis sabun ini
disebut emulsifier. Contoh lain dari emulsifier adalah deterjen.
Yudono, D. A. (2015, Januari 07). Mengapa Air dan
Minyak Tak Mau Bersatu? Dipetik April 08, 2016, dari Detektif Fisika:
http://detektif-fisika-doni.blogspot.co.id/2015/01/mengapa-air-dan-minyak-tak-mau-bersatu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar