Maynanty Nanda Utamy
1415105069
Tadris Matematika A / 2
Bahaya Styrofoam Bagi Kesehatan
Beberapa
tahun lalu, penyedia makanan siap saji dari Amerika mengumumkan akan mengganti
wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai
”kemenangan lingkungan” karena styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan. Keputusan ini menyusul hal serupa oleh perusahaan-perusahaan
makanan siap saji lainnya.
Namun
bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di
Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat
mudah menemukannya dimana-mana, mulai dari restoran siap saji sampai
ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk
membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik.
Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang
mengancam. Dalam industri, styrofoam sebenarnya hanya digunakan sebagai bahan
insulasi.
Styrofoam sangat marak digunakan
Styrofoam umumnya memiliki warna putih dan
terlihat bersih. Bentuknya juga simpel dan ringan. Styrofoam yang dibuat dari
kopolimer styrene ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah
kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang.
Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga
benda didalamnya tetap dingin atau hangat. Bentuknya yang ringan menjadikan
styrofoam mudah dibawa. Makanan yang disimpan di sana juga tetap segar dan
utuh. Tidak hanya itu, alasan dipilihnya styrofoam sebagai bahan pembungkus makanan
terlebih karena biaya pengemasannya yang murah.
Dengan segala kelebihannya itulah maka
styrofoam selalu menjadi pilihan bagi para pedagang untuk membungkus makanan.
Praktis, nyaman, ringan dan ekonomis merupakan alasan mengapa orang tertarik
menggunakan styrofoam. Di pasaran harga styrofoam hanya sekitar Rp 400 per
buah. Jauh lebih murah dibanding daun pisang, yang umumnya dipakai oleh
pedagang tradisional. Tak heran kalau produk-produk mulai dari sup sampai
minuman ringan di restoran cepat saji menggunakan wadah ini.
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi
industri pangan, aspek keamanan pangan bahan ini mulai dipertanyakan. Beberapa
laporan penelitian dan riset ilmuwan pangan menunjukkan bahwa styrofoam
memiliki potensi yang sangat membahayakan kesehatan manusia, karena dapat
memicu sel tumor dan kanker.
Menurut penelitian para ahli, bahan pembentuk
styrofoam yang disebut juga gabus, bersifat racun dan bisa mencemari makanan
serta minuman. Terutama makanan yang masih panas dan berlemak ketika dimasukkan
ke dalam wadah putih ini tak lama kemudian akan meleleh.
Berbahaya
Bagi Kesehatan
Mengapa
styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari
butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan benzana (alias
benzene). Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak
penyakit.
Benzana
bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf
sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan
menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan
bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia
akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang
belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit
anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah
terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan
mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker
payudara dan kanker prostat.
Buruk
Bagi Lingkungan
Selain
berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena
tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan
mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak
ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam.
Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama,
membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah
makanan dan minuman.
Proses
pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan
Data
EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah
berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal
itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil
limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam
menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat
berbahaya ke udara.
Beberapa
lembaga dunia seperti World Health Organization’s International Agency for
Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah
dikategorikan sebagai bahan karsinogen(bahan yang dapat menyebabkan kanker).
Makin
Berlemak Makin Cepat
Saat
makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung
dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat
jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain
itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat
mempercepat laju perpindahan. Styrene,
bahan dasar styrofoam, memang bersifat larut lemak dan alkohol. Karena itu,
wadah dari jenis ini tidak cocok untuk tempat susu yang mengandung lemak
tinggi. Begitu pun dengan kopi yang dicampur krim.
Padahal, tidak sedikit restoran cepat saji
yang menyuguhkan kopi panasnya dalam wadah ini. Makanan yang mengandung vitamin
A tinggi sebaiknya juga tidak dipanaskan di dalam wadah styrofoam, karena
styrene yang ada di dalamnya dapat larut ke dalam makanan. Pemanasan akan
memecahkan vitamin A menjadi toluene. Toluene inilah pelarut styrene.Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu
makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Apalagi bila makanan berbentuk cair seperti
bakso, mi ayam, sup, sayuran berkuah dan sebagainya. Saat makanan panas ini
dimasukkan ke dalam plastik, kita bisa lihat plastik menjadi lemas dan tipis.
Inilah tanda terputusnya ikatan-ikatan monomer. Perpindahan monomer juga
terjadi bila makanan atau minuman dalam wadah plastik terkena panas matahari
secara langsung.
Padahal
di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan,
styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak.. Malahan ada
gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus
styrofoam di dalam microwave. Terbayang’kan, betapa banyaknya zat kimia yang
pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar