Minggu, 17 April 2016

KIMIA PANGAN: KARBOHIDRAT,PROTEIN, VITAMIN, MINERAL, ZAT ADITIF

KIMIA PANGAN: KARBOHIDRAT,PROTEIN, VITAMIN, MINERAL, ZAT ADITIF

KARBOHIDRAT
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi bagi tubuh antara lain sebagai berikut:
1. Sumber energi utama dan tidak dapat diganti dengan sumber energi yang lain pada beberapa organ, yaitu otak, lensa mata, dan sel saraf.
2. Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
3. Membantu proses penyerapan kalsium.
4. Bahan pembentuk senyawa kimia yang lain, misalnya lemak dan protein.
5. Berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom C lima buah merupakan komponen asam nukleat (DNA, RNA).
NO
KARBOHIDRAT
SUMBER
FUNGSI
1
Monosakarida
Glukosa
buah-buahan, sayur-sayuran, madu, tetes tebu.
Fruktosa
buah-buahan, madu, hidrolisa gula tebu
Galaktosa
jarang terdapat di alam bebas
2
Disakarida
Maltosa
amilum, glikogen, sereal, dan biji gandum yang sedang berkecambah
Sukrosa
batang tebu, bit, sorghum, nanas, dan wortel
Laktosa
ASI dan air susu hewan mamalia
Mempercepat absorbsi Ca di dalam usus, Sumber karbohidrat pertama pada bayi yang baru lahir.
3
Oligosakarida
Dekstrin
Sirup pati, roti dan bir
4
Polisakarida
Pati (amilum)
Umbi-umbian, serealia dan biji-bijian
Sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
Glikogen
Dalam tenunan, terutama hati dan otot
Sebagai penyimpan energi cadangan bagi sel hewan
Selulosa
Buah-buahan
Penyusun dinding sel tanaman
PROTEIN
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh karena sebagian komponen utama pembentukan enzim yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein juga merupakan komponen penyusun tubuh, seperti kuku dan rambut. Selain itu, protein mempunyai fungsi:
  1. Untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh
  2. Merupakan sumber energi
  3. Penyusun hormon, zat antibodi, dan organela lainnya
  4. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
  5. Sebagai enzim
  6. Alat pengangkut dan alat penyimpan
  7. Pengatur pergerakan
  8. Menunjang mekanis
  9. Pertahanan tubuh (imunisasi)
  10. Media perambatan impuls saraf
  11. Pengendalian pertumbuhan
* Berdasarkan asalnya, protein dibedakan menjadi dua yaitu:
NO
JENIS PROTEIN
SUMBER
KETERANGAN
1
Protein Hewani
Ikan, daging, susu, telur, larva serangga, lebah, belalang, laron, kepompong dan lain-lain
Umumnya mengandung protein yang lengkap
2
Protein Nabati
Kacang-kacangan, sayuran dan biji-bijian
Umunnya protein ini mengandung protein yang tidak lengkap. Kecuali pada kacang-kacangan yaitu kedelai.
* Berdasarkan struktur susunan molekulnya:
NO
JENIS PROTEIN
SUMBER
KETERANGAN
1
Protein Fibriler atau skleroprotein
Kolagen yang terdapat pada tulang ra wan, miosin pada otot, keratin pada rambut, fibrin pada gumpalan darah
Berbentuk serabut, tidak larut dalam pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa ataupun alkohol.
Berat molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan sukar dimurnikan.
Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali pada keadaan sempurna.
Kegunaannya, untuk membentuk bahan dan jaringan. Kadang-kadang disebut albuminoid dan sklerin.
2
Protein Globuler atau sferoprotein
Susu, telur dan daging
Berbentuk bola, banyak terdapat pada bahan pangan, larut dalam larutan garam dan asam encer, lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam, dan basa dibandingkan dengan protein fibriler.
* Berdasarkan kelarutannya:
NO
JENIS PROTEIN
SUMBER
KETERANGAN
1.
Albumin
Albumin Telur, albumin serum, dan laktalbumin dalam susu.
Larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas.
2.
Globulin
Miosinogen dalam otot, ovoglobulin dalam kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin dalam kacang-kacangan.
Tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi (salting out).
3
Glutelin
Glutenin dalam gandum, orizenin dalam beras
Tidak larut da lam pelarut netral tapi larut dalam larutan asam atau basa encer.
4
Prolamin/Gliadin
Gliadin dalam gandum, Hordain dalam Barley, dan Zein pada jagung
Larut dalam alkohol 70-80 %, tidak larut dalam air maupun alkohol absolut
5
Histon
Globin dalam hemoglobin
Larut dalam air dan tjidak larut dalam amonia encer. Dapat mengendap dalam larutan protein lainnya. Yang terkoagulasi karena pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer.
6
Protamin
Salmin dalam ikan salmon, Klupein pada ikan Herring, Skombring (Scombin) pada ikan mackerel, Siprinin (Cyprinin) pada ikan karper.
Paling sederhana dibandingkan protein-protein lain, tetapi lebih kompleks dari pada pepton dan peptida.
Larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas.
Protamin encer da pat mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat dan dengan asam kuat membentuk garam kuat
* Protein Konjugasi
NO
JENIS PROTEIN
TERSUSUN OLEH
TERDAPAT PADA
1
Nukleoprotein
Protein + asam nukleat
Inti sel, kecambah biji-bijian
2
Glikoprotein
Protein + karbohidrat
Musin pada kelenjar ludah, Tendomusin pada tendon, hati
3
Fosfoprotein
Protein + Fosfat yang mengandung lesitin
Kasein susu dan vitelin/ kuning telur
4
Kromoprotein atau Metaloprotein
Protein + pigmen (ion logam)
Hemoglobin
5
Lipoprotein
Protein + Lemak
Serum darah, kuning telur, susu dan darah.
* Berdasarkan tingkat degradasi:
NO
JENIS PROTEIN
KETERANGAN
1
Protein alami
Protein dalam keadaan seperti protein dalam sel
2
Turunan protein
Protein Primer
Protean
Hasil hidrolisis oleh air, asa m encer, atau enzim yang bersifat tak larut.
Contoh: miosan dan edestan
Metaprotein
Hasil hidrolisis lebih lanjut oleh asam dan alkali dan larut dalam asam dan alkali encer tetapi tak larut dalam larutan garam netral
Contoh: asam albuminat, dan alkali albuminat
Protein Sekunder
Proteosa
Larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Dienda pkan oleh larutan (NH4)2SO4 jenuh.
Pepton
Larut dalam air, tak terkoagulasi oleh panas dan tidak mengalami salting out dengan Amoniun sulfat tetapi mengendap oleh pereaksi alkaloid seperti asam fosfo tungstat
Peptida
Gabungan dua atau lebih asam amino yang terikat melalui ikatan peptida.
LEMAK
Lemak merupakn penghasil energi terbesar. Dalm setiap 1 gram lemak yang dioksidasi akan menghasilkan ± 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain adalah sebagai pelarut vitamin (A, D, E dan K), pelindung alat-alat tubuh, penahan rasa lapar karena lemak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna dan sebagai penyedap makanan.
* Berdasarkan ikatan atom C pada asam lemaknya, terdapat asam lemak jenuh dan asa m lemak tak jenuh.
NO
JENIS LEMAK
SUMBER
KETERANGAN
1
Asam lemak jenuh
Daging, susu, keju, mentega dan lemak ikan
Ikatan yang terjadi pada gugus asam lemak berupa ikatan tunggal (C-C).
Asam lemak ini sering ditemukan pada lemak yang dihasilkan hewan. Lemak ini biasanya berwujud padat
2
Asam lemak tak jenuh
Kelapa, kemiri, kacang-kacangan, zaitun dan avokad.
Ikatan yang terjadi pada gugus asam lemak berupa ikatan rangkap dua (C=C) atau tiga (C≡C)
Lemak ini biasanya terdapat pada tumbuhan. Dalam suhu kamar biasanya berwujud cair, sehingga sering disebut minyak.
Minyak dengan ikatan rangkap jauh lebih baik untuk kesehatan.
* Berdasarkan sumbernya, antara lain:
NO
JENIS LEMAK
SUMBER
KETERANGAN
1
Lemak hewani
· Hewan Darat: lemak susu, lemak babi, lemak sapi
· Hewan Laut: minyak ikan paus, minyak ikan cod, minyak ikan herring
Mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol.
Ada yang berbentuk padat (biasanya berasal dari lemak hewan darat)
2
Lemak Nabati
· Drying Oil: digunakan untuk cat dan pernis.
· Semidrying Oil: Jagung, biji kapas, minyak bunga matahari, minyak kelapa dan minyak kacang tanah.
· Nondrying Oil: minyak kelapa, minyak kacang tanah
Mengandung fitosteron dan lebih nanyak mengandung asam lemak tak jenuh, sehingga umumnya berbentuk cair.
VITAMIN
Vitamin merupakan senyawa organik yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, tidak menghasilkan energi dan berperan sebagai zat pengatur dalam tubuh.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Vitamin yang larut dalam lemak. Misalnya A, D, E, dan K.
  2. Vitamin yang larut dalam air. Misalnya B dan C.
NO
NAMA VITAMIN
SUMBER
FUNGSI/KEGUNAAN
AKIBAT JIKA KEKURANGAN
1
A: Aseroftol
Antiseroftol
C20H30O
Mentega, hati, minyak ikan, telur, susu, tumbuhan yang berwarna hijau dan kuning.
Memelihara jaringan epitel, Regenerasi rodopsin di retina, Pertumbuhan tulang dan gigi, Proses oksidasi dalam tubuh
Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus pada waktu senja, Bintik bitot (kerusakan pada retina), Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya air mata), Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali Karena berkurangnya produksi minyak meibom), Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel kulit terganggu), Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru kaerna rusaknya epitel organ, Proses pertumbuhan terhenti
2
B1: Aneurin (Thiamin)
Aneuritik
Anti beri-beri C12H22ON4S
Ragi, kecambah, kulit ari padi/beras, wortel, hati, telur, susu, ginjal, dan margarin.
Pertumbuhan neurotransmitter, Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat, Keseimbangan air di dalam tubuh, Penyerapan lemak oleh jonjot usus
Beri-beri, Selera makan hilang, Pertumbuhan terhenti, Transpor cairan tubuh terganggu, Metabolisme karbohidrat terganggu sehingga terjadi timbunan asam piruvat dalam sel, yang akan menjadi racun dalam sel, Kontraksi otot jantung dan system saraf pusat melemah
3
B2: Riboflavin
Laktoflavin
C17H22O6N4
Ragi, telur, hati, daging, ginjal, otak dan jantung.
Metabolisme gula dan protein, Rangsang saraf mata, Pertumbuhan, Pemeliharaan jaringan kulit sekitar mulut
Merupakan enzim pada oksidasi dalam sel, Menghasilkan energi dalam sel
Keilosis (luka pada sudut mulut), Katarak (lensa mata menjadi keruh), Pertumbuhan terhenti, Peradangan pada kornea mata sehingga pandangan kabur
4
B3: Asam pentotenat
C9H17O5N
Hati, daging, ikan, ragi, dan beras
Membentuk koenzim A, Sintesis hormone, Kestabilan gula darah
Dermatitis, Insomnia, Internitis, Gangguan fungsi saraf, kelelahan
5
B5: Asam pantotenat
daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan lain-lain.
Ø Sumber utama
Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar makanan. Daging, ikan, unggas (ayam, itik dll), semua biji-bijian dan sayuran merupakan sumber utama.
Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak dan metabolisme energi.
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
Gejala kekurangan
Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan muntah, sulit tidur dan kelelahan.
6
B6: Piridoksin
C8H12O3N
Hati, ikan, daging, dan sayur
Metabolisme lemak, Pembuatan sel darah merah dan kulit, Penyusun enzim dekarboksilase dan transaminase, Pertumbuhan, Aktivitas urat saraf
Pelagra, Anemia, Obstipasi, Kejang-kejang dan amat peka terhadap rangsang, Pertumbuhan terhambat
7
B7: Asam nikotinat
Niasin Anti pellagra
C6H5NO2
Hati, susu, kedelai, ragi, bayam, ikan, daging dan tomat
Pertumbuhan, Metabolisme sel, Pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein, Koenzim
Pelagra, Dermatitis: kulit pecah-pecah, eksim, dan mengelupas, Diare, Dimensia: kekacauan mental, pelupa, letih, dan suka melamun, Pendarahan usus dan gusi
8
B8: Biotin Biotin ditemukan dalam sejumlah besar makanan. Umumnya defisiensi tidak terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi berbagai makanan. Memainkan peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Kehilangan nafsu makan, Mual, Depresi, Kelemahan dan kelelahan.
9
B11: Asam folat
C19H19O6N7
Hati, ginjal, sayuran, daging sapi, pisang, polongan, biji gandum, dan ragi
Pembentukan sel darah merah, Metabolisme kelompok metal, Sintesis DNA dan RNA yang berperan dalam pembelahan sel
Anemia pernisiosa, Peradangan lidah, Diare
10
B12: Sianokobalamin
Anti anemia
Pernisiosa
C63H90N14O14PC9
Hati, ikan, susu, telur, udang, kerang dan keju
Sintesis asam amino, Pembentukan sel darah, Metabolisme sel dalam pertumbuhan
Anemia pernisiosa
11
Biotin, Vitamin H
C10H16O3N2S
Ragi, beras, sayuran dan buah-buahan
Respirasi aerob, Metabolisme lemak
Dermatitis
12
Para amino asam benzoat
Ragi dan hati
Pertumbuhan rambut
Rambut rontok, Uban
13
Kolin
Hati dan beras
Pertumbuhan kulit, Metabolisme lemak
Gangguan pada kulit dan ginjal, Timbunan lemak di sekitar hati
14
C: Asam askorbat
Antiskorbut
C6H8O6
Sayur, buah segar, hati dan ginjal
Metabolisme lemak, Pembentukan jaringan ikat (kolagen), Kesehatan gusi, Aktivator enzim (koenzim), Oksidasi dan dehidrasi dalam sel
Pembentukan trombosit
Skorbut, pendarahan gusi, Pendarahan kulit, Kerusakan sendi, Menurunnya permeabilitas sel kapiler darah, Pendarahan dalam sumsum tulang
15
D: Ergosterol
Kalsiferol
Antirakitis
C28H44O
Minyak ikan, susu, mentega, kuning telur dan ragi
Penyerapan kalsium dan fosfor di alat pencernaan, Aktivitas kelenjar endokrin, Proses osifikasi
Rakitis, Osteomalasi, Gangguan metabolisme zat kapur dan fosfor
16
E: Tokoferol
Antisterilitas
C29H52O2
Kecambah, kuning telur, susu, lemak, daging dan ragi
Menjalankan fungsi reproduksi, Membentuk DNA, RNA, dan sel darah merah, Mencegah pendarahan pada ibu hamil dan mencegah keguguran, Pembentukan protrombin, Menjalankan fungsi hati
Keguguran (abortus), Mati embrio, Kemandulan (sterilitas), Kemandulan hipofisis dan kelenjar gondok, Layu otot karena saraf rusak
17
K: Filoguinon
Antihemoragia
C31H46O2
Sayuran dan bakteri susu
Pembentukan protrombin, Menjalankan fungsi hati
Darah sukar membeku
MINERAL
Mineral yang diperlukan tubuh dalam bentuk garam atau unsur. Garm mineral mudah larut dan diserap tubuh tanpa proses pencernaan. Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Makroelemen adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P), magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl).
2. Mikroelemen adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molebdenum (Mo), dan selenium (Se).
Kekurangan Mineral Akan Menimbulkan Penyakit Degeneratif, Seperti:
Stroke, Epilepsi, Parkinson, Asam urat, Pusing, Stress, Susah tidur, Kanker, Artheriosklerosis, Diabetes, Leukemia, Asma, Hepatitis, Alergi, Katarak, Tekanan darah tinggi/rendah, Jantung, Anemia, Tenggorokan gondok, Kegemukan, Ginjal, Impoten, Ambeien, Gigi, Caries, Sembelit, Maag, Sariawan, Tulang retak, Sakit pinggang, Kelelahan, Kram, Arthritis sendi, Pengapuran, Penyakit kukit, Batuk, Jerawat, Kerontokan.
NO
MINERAL
SUMBER
FUNGSI/KEGUNAAN
AKIBAT JIKA KEKURANGAN
1
Kalsium (Ca)
Susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging
v Pembentukan tulang dan gigi yang dipengaruhi oleh vitamin D
v Pembekuan darah
v Aktivitas saraf dan otak
v Aktivator enzim
v Aktivitas otot jantung
v Melindungi tubuh terhadap absorpsi zat radioaktif
v Riketsia
v Osteoporosis
v Darah sukar membeku
v Rakitis
v Hipokalsemia
v Pertumbuhan
2
Fosfor (P)
Susu, kacang-kacangan, daging, dan sayuran
v Pembentukan tulang dan gigi
v Metabolisme
v Kontraksi otot
v Aktivitas saraf
v Komponen enzim, DNA, RNA, dan ATP
v Membentuk fosfatid, bagian dari plasma
v Menjaga keseimbangan asam basa
v Penganturan aktivitas hormon
v Efektivitas beberapa vitamin
v Kerapuhan tulang dan gigi
v Sakit pada tulang
v Anak: Rakitis
v Dewasa: Osteomalasia
3
Natrium (Na)
Daging, garam, mentega dan produk peternakan
v Transmisi saraf
v Kontraksi otot
v Menjaga tekanan osmotic darah
v Sebagai buffer (dalam bentuk Natrium karbonat)
v Mempertahankan iritabilitas sel otot
v Komponen anorganik cairan ekstra sel
v Dehidrasi
v Shock
v Gangguan pada jantung
v Kejang otot
v Kelelahan
v Suhu tubuh meningkat
4
Klor (Cl)
Garam, susu, daging, dan telur
v Pembentukan HCl dalam lambung yang berperan dalam penyerapan Fe dan emulsi lemak
v Aktivator enzim
v Bahan ion klorit yang pentjing untuk transfer CO2 dari darah ke paru-paru
v Memelihara keseimbangan asam basa, elektrolit dan tekanan osmosis
v Kontraksi otot abnormal
v Hilangnya rambut dan gigi
v Pencernaan terganggu
5
Magnesium (Mg)
Kacang-kacangan, sayuran hijau, makanan hasil laut, dan sereal
v Pembentukan tulang, darah dan otot
v Aktivator enzim
v Kontraksi otot
v Aktivitas saraf
v Respirasi intrasel
v Sintesis protein
v Gangguan mental dan emosi
v Kontraksi otot terganggu
v Fungsi ginjal terganggu
v Peredaran darah terganggu
6
Kalium (K)
Sayuran, buah-buahan dan kecap
v Mengatur detak jantung
v Memelihara keseimbangan air
v Transmisi saraf
v Memelihara keseimbangan asam basa
v Katalisator
v Kontraksi otot
v Mengatur sekresi insulin dari pangkreas
v Memelihara permeabilitas membrane sel
v Gangguan jantung
v Kontraksi otot terganggu
v Pernafasan terganggu
7
Sulfur (S)
Sayuran, telur, deaging, susu, dan buah-buahan
v Aktivator enzim
v Berperan dalam penyimpanan dan pembebasan energi
v Komponen vitamin (thiamin, biotin, dan asam pantotenat)
v Komponen dalam proses detoksikasi
v Anemia
v Gondok
v Pendengaran berkurang
8
Zat besi (Fe)
Daging, sayuran hijau, dan biji-bijian
v Pembentukan hemoglobin
v Komponen enzim sitokrom (enzim dalam respirasi)
v Anemia
9
Yodium (I)
Makanan hasil laut, telur, susu, garam beryodium, tiram, dan rumput laut
v Aktivitas kelenjar tiroid
v Komponen hormon tiroksin
v Komponen hormone triyodotironin
v Gondok
v Pendengaran berkurang
10
Fluorin (F)
Kuning telur, susu, otak, dan air minum
v Memelihara gigi
v Mencegah kekurangan Mg, osteoporosis, dan penyakit periodontal
v Kerusakan karang gigi (caries dentis)
11
Seng (Zn)
Ikan laut, daging, hati, telur, dan susu
v Membantu penyembuhan luka dan kesehatan kulit
v Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
v Pertumbuhan dan reproduksi
v Kepekaan terhadap rasa dan bau
v Pembentukan enzim
v Pertumbuhan terhambat
v Penyembuhan luka terhambat
12
Tembaga (Cu)
Padi-padian, polong-polongan, kerang, ginjal, dan hati
v Pembentukan eritrosit dan hemoglobin
v Komponen enzim dan protein
v Aktivitas saraf
v Sintesis substansi seperti hormon
v Anemia
v Gangguan saraf dan tulang
13
Mangan (Mn)
Teh kering, instant coffe, tepung colelat, sambal pecel, nenas kalengan, roti dari gandum
v meningkatkan kesehatan sendi
v pertumbuhan
v reproduksi
v metabolisme Ca
v pemanfaatan dan penyimpanan vitamin B1 dan aktifitas enzym dalam metabolisme karbohidrat.

14
Kobalt (Co)
Daging dan susu hewan ruminansia, oncom dan tempe
15
Kromium (Cr) dan Selenium (Se)
Keju, biji-bijian, peanut butter, daging dan ragi
v untuk menjaga kadar gula.

ZAT ADITIF
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Zat aditif
Contoh
Keterangan
Pewarna
Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)
Pewarna alami
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll
Pewarna sintesis
Pengawet
Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin
Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
Pengawet Organik
Sulfit, nitrit dan nitrat
Pengawet Anorganik
Penyedap
Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar
Penyedap alami
Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll
Penyedap sintesis
Antioksidan
Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol
Mencegah Ketengikan
Pemutih
Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit
-
Pemanis bukan gula
Sakarin, Dulsin, Siklamat
Baik dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen
Pengatur keasaman
Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat
Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan
Anti Gumpal
Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida
Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk
Pengharum
Amil asetat (pisang), amil valerat (apel), etil butirat (nanas), butil propionate (rum), dan propil asetat (pear)
Pengharum adalah ester yang memberikan aroma enak seperti buah-buahan yang dikenal dengan nama essence
Pemantap
Garam Ca, Ca-Sitrat, CaSO4, Ca-Laktat
Membuat tekstur yang keras dan renyah
Pengembang adonan
Natrium bikarbonat (NaHCO3)
Menjadikan adonan lebih mengembang sehingga diperoleh roti dengan struktur berpori-pori
Surfaktan
Pengemulsi, penstabil, pengental dan pembasah
Digunakan dalam pengolahan pangan untuk meningkatkan mutu produk dan mengurangi kesulitan penanganan bahan yang mudah rusak
Pengental
Mayonnaise
-
Pembasah
Bahan seperti pada apel dan daun kol
Pembasahan lilin
Bahan yang mempunyai struktur yang berpori-pori
Pembasahan kapiler
Terdapat pada tepung
Pembasahan tepung
Penambah gizi
Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D
untuk memperbaiki gizi makanan
Pengeras Aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan
Sekuestran Asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
mengikat ion logam yang ada dalam makanan
DAFTAR PUSTAKA
· Purnomo, dkk. 2005. Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: PT. Sunda Kelapa
· Kumpulan materi-materi kimia kelas 1-3 SMA. ”Master”.
                  · http://ema-pewarna.blogspot.com/2008/05/zat-aditif-makanan_28.htm
SUMBER : http://cahayakehidupankimia.blogspot.co.id/2010/03/kimia-pangan-karbohidratprotein-vitamin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar