Sabtu, 23 April 2016

LILIN, PERUBAHAN FISIKA ATAU KIMIA ?







Ilmu kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu alam yang mempelajari tentang susunan, komposisi, sifat materi dan perubahan materi menjadi bentuk lain serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Perubahan materi itu sendiri dapat dibedakan atas dua, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru disebut dengan perubahan fisika, perubahan ini di tandai dengan perubahan bentuk dan ukurannya saja, sedangkan jenis dari zat atau materi tersebut tidaklah berubah. Zat atau materi yang mengalami perubahan secara fisika dapat kembali ke bentuk semula. Contohnya adalah perubahan tempat, wujud,  bentuk dan ukuran benda (Syukri, 1999). Perubahan wujud setiap materi yang berubah wujud karena pengaruh pemanasan akan mempunyai sifat yang sama. Materi tersebut juga dapat di kembalikan ke sifatnya semula. Perubahan fisika karena perubahan wujud adalah pelelehan, peleburan, pencairan, penguapan, pengembunan, pembekuan, penyubliman, dan terdeposisi.
Sedangakan perubahan yang menghasilkan zat baru yang disertai dengan perubahan sifat, susunan dan struktur yang tidak dapat kembali ke bentuk semula disebut dengan perubahan kimia. Ciri-ciri yang mengindikasikan adanya perubahan kimia adalah :
  • Perubahan warna
  • Perubahan bau
  • Pembentukan gas
  • Timbulnya cahaya
  • Pembentukan endapan baru
  • Perubahan pH.
Contoh perubahan kimia adalah besi berkarat, kayu terbakar, susu yang menjadi masam, perubahahan warna apel jika di kupas, proses pernafasan, pencernaan makanan dan sebagainya.
Perubahan secara fisika dan kimia banyak terjadi di lingkungan sekitar kita, salah satu contohnya adalah lilin. Nah, Perubahan apakah yang terjadi pada lilin, perubahan secara fisika ataukah perubahan kimia? Sebagaimana yang kita ketahui lilin merupakan salah satu sumber penerangan yang terdiri atas sumbu yang diselimuti bahan bakar padat. Lilin yang sering kita gunakan adalah lilin yang terbuat dari paraffin wax. Paraffin wax (C20H42) merupakan salah satu dari alkana (hidrokarbon) yang berwujud padat. Paraffin wax akan meleleh pada suhu 500 sampai 600 C. Paraffin tidak dapat di bakar begitu saja seperti halnya bahan bakar lain (minyak tanah, bensin dll), tetapi paraffin membutuhkan temperatur tertentu dan sumbu.
Prinsip pembakaran pada lilin sama dengan kompor, begitu sumbu lilin menyala, paraffin wax akan mencair. Dan kemudian di sini akan terjadi fenomena kapilaritas, yaitu naik atau turunnya zat cair pada tabung atau celah dengan diameter yang sangat kecil. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Kohesi adalah gaya di antara molekul – molekul dengan jenis yang sama dan adhesi adalah gaya antar molekul yang jenisnya berbeda (Giancoli, 2001). Panas api menyebabkan cairan wax menguap dan selanjutnya akan bercampur dengan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar