Penemuan
Cool Blue secara tidak sengaja ditemukan team ilmuwan dari Oregon State
University, seperti yang dirilis dalam website resmi mereka “New Compound Could Become ‘Cool Blue’
for Energy Efficiency in Buildings”. Penemuan ini nampaknya
telah mengungkapkan sebuah pencarian yang selama beberapa tahun telah menyerap
energi dan tenaga orang – orang Mesir kuno, Dinasti Han dari Cina, dan
kebudayaan suku Maya tentang pigmen biru yang mendekati sempurna.
Melalui
berbagai sejarah manusia yang telah tercatat, orang – orang di seluruh dunia
telah mencari senyawa anorganik yang dapat digunakan untuk melukis dengan warna
biru, dan seringkali dengan sedikit sekali keberhasilan. Kebanyakan telah
mengalami permasalahan lingkungan dan ketahanan. Unsur kobalt biru, yang
dikembangkan di Perancis di awal tahun 1800 an, dapat bersifat carcinogenic.
Unsur prusi biru dapat melepaskan sianida. Pigmen biru lainnya tidaklah stabil
ketika terekspos pada panas atau keadaan asam.
Namun
para ahli kimia di OSU telah menemukan senyawa baru berdasarkan pada unsur
mangan yang sebaiknya menunjukkan kesemua perhatian tersebut. Senyawa tersebut
sangat aman untuk diproduksi, lebih tahan lama, dan menuntun pada pigmen (zat
warna) biru yang ramah lingkungan ketimbang sesuatu yang digunakan sekarang ini
atau di waktu lampau. Senyawa itu dapat bertahan pada suhu yang teramat sangat
tinggi dan tidak memudar setelah seminggu di cairan asam.
Pingmen
biru memiliki karakteristik yang tidak biasa dalam merefleksikan panas.
Penemuan ini disebut “Cool Blue”, senyawa penting dalam pendekatan baru dalam
menghemat energi bangunan. Temuannya telah dipublikasikan pada Jurnal American
Chemical Society, dan hak patennya telah dilaksanakan terhadap komposisi
persenyawaan dan proses yang digunakan untuk menciptakannya. Penelitian ini
didanai oleh National Science Foundation.
Potensi
senyawa kimia Cool Blue digunakan
untuk membantu mengurangi penyerapan energi panas pada atap dan dinding
bangunan. Salah satu bidang yang berkembang dan cukup menarik perhatian untuk
digunakan di daerah hangat, di mana pendinginan merupakan biaya besar. Saat ini senyawa kimia Cool
Blue sedang dikembangkan dan dipertimbangkan sebagai aplikasi komersial. Mas
Subramanian, seorang profesor kimia Oregon State University yang menemukan
senyawa mengatakan bahwa, pigmen Cool Blue memiliki reflektifitas panas
inframerah sekitar 40 persen, secara signifikan lebih tinggi dari pigmen paling
biru yang sekarang digunakan. Semakin banyak penemuan pigmen, semakin menarik
yang didapatkan. Ilmuwan sudah mengetahui hal tersebut karena memiliki
keuntungan yang lebih tahan lama, aman dan cukup mudah menghasilkan energi.
Para
peneliti mengatakan bahwa apa yang telah terjadi adalah pada suhu 1,200 derajat
centigrade – hampir 2,000 derajat Fahrenheit – mangan oksida lain yang tidak
berbahaya ini berubah menjadi senyawa warna biru yang hidup yang dapat
digunakan untuk membuat sebuah pigmen (zat warna) yang mampu menolak panas dan
asam, ramah lingkungan dan murah untuk diproduksi dari mineral yang telah siap
tersedia. Pigmen (zat warna) biru terbaru – dan kemungkinan yang terbaik – pada
sejarah dunia telah lahir, sampai dengan ion unsur mangan telah di bentuk pada
sebuah ketidak laziman “trigonal bipyramidal coordination” dalam keadaan panas
yang teramat sangat.
Pigmen
ini pada akhirnya mungkin bermanfaat di semua hal dari printer inkjet sampai
bidang automobil, seni atau cat rumah, jelas para peneliti. Cat biru yang
digunakan untuk merefleksikan bagian-bagian signifikan dari energi panas matahari,
dengan demikian akan mengurangi biaya pendinginan dan nantinya akan menjadi
tren baru yang penting dalam konstruksi ‘ramah lingkungan’ serta efisiensi
energi. Lapisan reflektif yang lebih estetis akan mengalami penurunan panas,
mengurangi panas dari efek polusi (seperti rumah kaca) di kota, lebih rendah
dalam konsumsi energi, dan mengurangi polusi udara karena dapat menurunkan
penggunaan energi dan emisi pembangkit listrik.
Ilmuwan
yakin dapat memberikan kontribusi untuk solusi efisiensi energi baru di
seluruh dunia. Secara umum, warna yang digunakan atap rumah lebih gelap, begitu
juga mobil ataupun aplikasi lain akan cenderung untuk menyerap energi panas
lebih banyak. Tetapi beberapa senyawa seperti yang ditemukan dalam penelitian
Oregon State University, tak hanya memiliki warna gelap tetapi juga
berkemampuan untuk merefleksikan energi panas ke dalam spektrum inframerah,
yang berperan penting dalam sebagian besar energi panas yang menyerap sinar
matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar