Dalam pembelajaran kimia tidak lepas dari praktikum/eksperimen atau
percobaan, karena dengan kita melakukan eksperimen kita akan lebih mudah
memahami materi. Biasanya eksperimen kimia dilakukan di laboratorium. Namun,
bagaimana jika tidak ada laboratorium? Tetapi Janganlah khawatir karena kita
masih bisa menggunakan alat-alat di lingkungan sekitar kita. Berikut ini adalah contoh berbagai bahan kimia yang dengan mudah
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Laju Reaksi
Untuk menunjukkan
factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang meliputi konsentrasi, suhu,
luas permukaan, dan katalisator, maka dapat dilakukan percobaan-percobaan sbb :
a.
Konsentrasi : mereaksikan asam
cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam cuka, dimana konsentrasi asam
cuka divariasi.
b.
Suhu : mereaksikan garam
inggris dengan ammonia, dimana garam inggris dipanas-kan pada berbagai suhu.
c. Luas permukaan : mereaksikan cangkang telur yang
dihancurkan dan utuh dengan asam cuka.
d. Katalisator : menyalakan gula batu dengan
bantuan abu gosok/abu rokok sebagai katalisator.
Titrasi Asam-Basa (Asidi – Alkalimetri)
Untuk melakukan titrasi asam-basa, terkadang kita tidak memilii indikator
pp, maka dapat dilakukan dengan mengunakan indikator alami, seperti daun kubis
ungu, rhoeo discolor, kunyit, secang, dsbnya. Indikator ini (terutama
daun kubis ungu) memberikan perubahan warna yang tegas ketika titik akhir
titrasi tercapai, sehingga akan memberikan akurasi data yang sama ketika
menggunakan indikator pp. Peserta didik dapat melakukan titrasi alkali-metri,
yaitu menentukan kadar asam cuka di pasaran dengan pentiter NaOH.
Keberadaan Zat Besi pada Buah-buahan
Untuk mengetahui adanya zat besi pada beberapa buah-buahan, seperti anggur,
nanas, apel, arbei, dapat dilakukan percobaan sbb :
Siapkan jus buah-buahan yang akan diteliti, lalu tuangkan sedikit pada
gelas bening. Tambahkan sejumlah yang sama teh kental yang telah didiamkan
kira-kira 1 jam. Aduk dan biarkan sekitar 20 menit. Angkat dan lihat di dasar
gelas, apakah ada endapan. Bila belum ada, biarkan lagi beberapa saat, dan
lihat kembali dasar gelas. Endapan yang terbentuk merupakan zat besi yang
terkandung dalam buah yang bereaksi dengan zat kimia dalam teh. Jumlah dan
kecepatan terbentuknya endapan menandakan banyaknya zat besi di dalam buah
tersebut.
Penurunan Titik Beku
Adanya
zat terlarut yang non volatil menyebabkan larutan mengalami penurunan titik
beku, hal ini dapat ditunjukkan dengan cara meletakkan es batu dalam kaleng
lalu menambahkan sedikit air dan garam. Dengan menggunakan termometer akan nampak bahwa
suhu sebelum dan sesudah ditambah garam akan mengalami penurunan.
Penurunan Tekanan Uap
Untuk membandingkan penguapan larutan garam
dengan air dapat dilakukan percobaan sederhana, yaitu memasukkan garam ke salah
satu gelas yang berisi air dan dibanding-kan terhadap yang hanya berisi air.
Masukkan ke dalam wadah tertutup dan simpan selama 1 hari lalu ukur volum yang
ada. Ternyata setelah didiamkan 1 hari ternyata volum larutan pada gelas 1 yang
berisi larutan garam tinggal 99 ml, sedangkan volum air pada gelas 2
tinggal 98 ml.
Contoh di atas hanyalah sebagian dan
masih banyak lagi contoh yang dapat kita temukan di lingkungan sekitar kita.
Sumber referensi
didit. (t.thn.). praktikum kimia berbasis
lingkungan. Dipetik maret sabtu, 2016, dari didit's notes:
http://diditnote.blogspot.co.id/2013/01/praktikum-kimia-sederhana.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar