Nama : Kalimatusa’diyah
Kelas : TMTK A
NIM : 1415105060
KANDUNGAN BAHAN KIMIA dalam
BAHAN PEMUTIH
Bahan pemutih adalah senyawa kimia yang biasa dipergunakan
dan dimanfaatkan selain sebagai pemutih pada bahan tertentu juga sebagai
penghilang noda maupun desinfektan.
Pemutih berdasarkan wujudnya dapat dibedakan menjadi dua :
1.
Padat (bubuk putih)
Misalnya kalsium hipoklorit dengan rumus kimianya Ca(OCl)2 ,
pada umumnya masyarakat mengenal sebagai kaporit. Kaporit dapat dimanfaatkan
dalam mensterilkan air dari bakteri.
2.
Cair
Pemutih cair biasa disebut sebagai natrium hipoklorit
(NaOCl) Selain dalam komposisi senyawa tersebut pemutih cair umumnya juga
mengandung : alkyl sulphate, parfum (jika diperlukan) dan air. Di pasaran
produk pemutih cair biasanya mengandung natrium hipoklorit dengan konsentrasi
sekitar 12%-13%. Alkyl sulphate dalam merek dagang sering disebutemal-70
ditambahkan dan berfungsi sebagai penghilang noda (stain remover).
Sedangkan berdasarkan fungsi atau kegunaanya, bahan pemutih
dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Pemutih pakaian
Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung
bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Sedangkan serbuk pemutih
mengandung senyawa kalsium hipoklorit, (CaClO). Senyawa hipoklorit mudah
melepaskan klorin. Dalam kadar tinggi, klorin dapat merusak pakaian. Pemutih Hipoklorit tidak baik untuk bahan
poliester, sebab lebih memberikesan kuning daripada memutihkan. Pada umumnya,
bahan pemutih yang dijual di pasaran sudah aman untuk dipakai selama
pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan noda, zat ini juga bisa
bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian. Oleh
karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk. Pemutih merupakan
bahan kimia yang sangat reaktif. Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah
tangga lainnya dapat sangat berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan
pembersih kloset yang mengandung asam klorida dapat menghasilkan gas klorin.
Gasklorin dapat merusak saluran pernafasan, dan jika kadarnya cukup besardapat
mematikan. Mencampur pemutih dengan ammonia jugamenghasilkan gas beracun, yaitu
kloramin (NH2Cl) dan hidrazin (N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali
mencampur pemutih dengan bahanlain tanpa petunjuk atau pengetahuan yang jelas. Pemutih pakaian sebagaian besar
dibuat dari jenis bahan kimia yang sangat kuat. Umumnya bersifat korosif. Oleh
karena itu, hindari kontak langsung dalam waktu lama.
2.
Pemutih makanan
Bahan pemutih makanan, biasanya digunakan untuk memutihkan
trigu, tepung sagu, tepung jagung, dan beras. Agar warna makanan yang
dihasilkan terlihat bersih dan tidak kusam. Beberapa contoh bahan pemutih
makanan, yaitu: Benzoil, Peroksida, Kalium Bromat, Kalsium Lodat, dan Asam
Askorbat. Bahan pemutih makanan ini, akan mrngoksidasi pigmen karotenoid pada
makanan, sehingga makanan menjadi putih. Fungsi bahan pemutih makanan adalah
mengoksidasi gugus sulfhibrid, dalam gluten. Penggunaan Pemutih terhadap
kesehatan adalah dapat mengakibatkan terjadinya diare, penyakit seborrhea,
kerapuhan kuku atau jaringan tanduk (keratin) dan gangguan pada ginjal dan apabila kadar
kalsium dalam darah turun dibawah normal maka kalsium dalam tulang akan
dimobilisasi sehingga pembentukkan tulang baru akan terhambat.
3.
Pemutih Kulit
Pemutihan kulit, adalah penggunaan
bahan-bahan kimia yang bertujuan untuk mencerahkan kulit dengan cara mengurangi
konsentrasi melanin (zat warna kulit). Pemutihan kulit yang dapat mengurangi
atau memblokir produksi melanin umumnya bekerja dengan cara menghambat
pembentukan suatu enzim yang disebut tyrosinase. Perawatan ini yang terbanyak
berupa lotion topikal atau gel berisi bahan-bahan penghambat melanin dan
retinoid. Bisa juga digunakan bahan-bahan alami atau metode laser, tentunya
dengan mempertimbangkan respon terapi. Beberapa bahan berbahaya yang terdapat
dalam pemutih kulit:
a. Mercury
Banyak produk pemutih kulit
menggunakan bahan toksik mercury
antara lain mercury chloride atau ammoniated mercury. Sejak tahun 1990 di USA,
bahan ini dilarang penggunaannya oleh karena mercury akan terakumulasi di kulit
dan pemakaian jangka panjang menimbulkan efek menghitamkan kulit. Bahkan
beberapa studi menunjukkan pada pemakaian jangka panjang, mercury akan terserap
masuk aliran darah dan terakumulasi pada organ tubuh penting seperti ginjal.
Tentu saja hal ini berbahaya bagi kesehatan.
b. Hydroquinone
Hydroquinone adalah suatu penghambat
produksi melanin yang kuat, hal ini berarti mencegah penghitaman kulit.
Hydroquinone tidak membuat kulit terkelupas tetapi mencerahkan kulit, dengan
cara mengganggu pembentukan dan produksi melanin. Melanin adalah suatu zat
warna kulit yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit pada kulit. Melanin ini
terbentuk terutama apabila kulit terpapar oleh sinar matahari. Terbentuknya
melanin justru melindungi kulit dari efek ultraviolet yang merupakan salah satu
faktor risiko timbulnya kanker kulit. Oleh karena itu beberapa negara melarang
penggunaan Hydroquinone.
c. Arbutin
Arbutin berasal dari daun bearberry,
cranberry, mulberry atau blueberry shrubs, dan juga terdapat pada kebanyakan
pear. Bahan-bahan ini dapat menghambat produksi melanin. Arbutin dan ekstrak
tumbuhan yang lain merupakan alternatif pencerah wajah yang aman. Studi medis
telah menunjukkan efisiensi arbutin untuk mencerahkan wajah.
d. Tretinoin
Penelitian menunjukkan penggunaan
Tretinoin (juga disebut sebagai all-trans retinoic acid) efektif untuk
mengobati perubahan warna kulit. Saat menggunakan tretinoin harus menghindari
sinar matahari. Pemakaian tretinoin membuat kulit menjadi lebih sensitif
terhadap sinar UVA dan UVB.
e. Alpha
hydroxy acids
Alpha hydroxy acids (AHAs) — terdiri
atas lactic acid dan glycolic aci. Penggunaan AHA berkonsentrasi 4% – 15% tidak
efektif untuk menghambat melanin dan tidak bermanfaat sebagai pencerah kulit.
Pada konsentrasi ini, AHA bermanfaat untuk merangsang penggantian kulit dan
mengangkat kulit superfisial yang rusak (eksfoliasi) dimana sel-sel
hiperpigmentasi terakumulasi. Pada penelitian lain menunjukkan AHA bermanfaat
untuk menghambat pembentukan melanin selain eksfoliasi. Peeling (pengelupasan
kulit) menggunakan bahan alpha hydroxy acid (konsentrasi 50% atau lebih) dapat
mengangkat kulit yang menghitam. Metode ini hanya dapat dilakukan oleh dokter
yang mempunyai kompetensi melakukan peeling.
f. Kojic acid
Kojic acid adalah adalah produk
sampingan dari proses fermentasi beras yang digunakan pada industri sake
(minuman fermentasi beras Jepang). Beberapa penelitian menunjukkan kojic acid
efektif menghambat produksi melanin. Tetapi produk ini kurang stabil, paparan
udara atau sinar matahari dapat membuat perubahan warna dan mengurangi
efektivitasnya. Pemakaian bahan kojic acid mungkin mempunyai efek karsinogen.
Studi lain menunjukkan bahan ini dapat menimbulkan alergi dan iritasi kulit.
g. Azelaic acid
Azelaic acid adalah komponen
padi-padian antara lain gandum, gandum hitam, dan barley. Formulasi cream ini
mengandung bahan aktif 20%. Azelaic acid digunakan sebagai obat jerawat, tetapi
juga efektif untuk pengobatan hiperpigmentasi kulit.
h. Vitamin C
Magnesium ascorbyl phosphate,
L-ascorbic acid, ascorbyl glucosamine, dan ascorbic acid adalah berbagai macam
vitamin C. Bermanfaat sebagai antioksidan kulit. Beberapa studi menunjukkan
manfaat vitamin C untuk menghambat produksi melanin. Untuk tujuan ini,
digunakan vitamin C konsentrasi tinggi (> 5%). Bahan ini jarang digunakan
dalam industri kosmetik.
4.
Pemutih Gigi
Kandungan utama bahan pemutih gigi tergantung dari produsen
pembuatnya, diantaranya hydrogen peroxide, carbamide peroxide atau
urea peroxide atau sistim non hydrogen peroxide yang mengandung sodium
chloride, oxygen dan natrium fluoride. Beberapa produk
mengandung bahan tambahan potasium nitrat dan fluoride, untuk membantu
mengurangi sensitifitas gigi.
Mekanisme kerja bahan pemutih peroxide
dan non
peroxide yaitu dengan cara masuk melalui
perantara enamel ke tubuli dentin dan mengoksidasi pigmen pada dentin,
menyebabkan warna gigi menjadi lebih muda. Proses ini dapat dipercepat menggunakan
pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau sinar dengan intensitas
cahaya tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional, sinar laser, sinar plasma
arc dengan intensitas tinggi. Penggunaan bahan pemutih gigi dapat
menimbulkan efek samping berupa gigi yang sensitif, iritasi pada mukosa dan
rasa sakit pada gusi. Gigi
sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu singkat,
dapat ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap harinya,
pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain. Iritasi
pada mukosa gingiva dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang
berlebihan, keluar dari sendok cetak sehingga mengiritasi mukosa atau
kemungkinan tertelan. Sakit pada otot pengunyahan dan gusi untuk penderita yang menggunakan sendok cetak
sepanjang malam, disebabkan karena adanya perubahan pada kondili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar