MINYAK BUMI
Senyawa hidrokarbon yang banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari contohnya minyak bumi. Karena pentingnya minyak
bumi bagi keberlangsunan hidup kita, maka pada materi pelajaran ini kita akan
membahas proses terbentuknya minyak bumi, penyulingan minyak bumi,
fraksi-fraksi minyak bumi, dan dampak pembakaran minyak bumi.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian
senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di
dasar laut. Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan
yang berwujud gas menjadi gas alam. Proses penguraian ini berlangsung sangat
lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama.
Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan
pemakaiannya. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan
pengeboran.
Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa
hidrokarbon. Untuk dapat dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui distilasi
bertingkat, yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan
perbedaan titik didihnya pada kolom bertingkat.
Komponen utama minyak bumi dan gas alam adalah
alkana. Gas alam mengandung 80% metana, 7% etana, 6% propana, 4% butana dan
isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat dimanfaatkan gas propana dan butana
dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural Gas). Karena pembakaran gas
alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka gas alam banyak digunakan
untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Dalam tabung kecil sering
digunakan untuk berkemah, piknik, dan sebagai pemantik api. LNG juga banyak
digunakan untuk bahan dasar industri kimia seperti pembuatan metanol dan pupuk.
Senyawa penyusun minyak bumi: alkana,
sikloalkana, dan senyawa aromatik. Di samping itu terdapat pengotor berupa
senyawa organik yang mengandung S, N, O, dan organo logam. Dari hasil distilasi
bertingkat diperoleh fraksi-fraksi LNG, LPG, petroleum eter, bensin, kerosin,
solar, oli, lilin, dan aspal.
2. Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Fraksi
|
Titik Didih (oC)
|
Jumlah Atom C
|
Kegunaan
|
Gas
|
(-160)
- (-40)
|
1
– 4
|
Seperti
LPG
|
Petroleum
Eter
|
30
– 90
|
5
– 7
|
Pelarut
dan dry cleaning
|
Bensin
|
35
– 75
|
5
– 10
|
Seperti
Premium
|
Nafta
|
70
– 170
|
8
– 12
|
Bahan
baku industri petrokimia
|
Kerosin
dan avtur
|
170
– 250
|
10
– 14
|
Bahan
bakar pesawat
|
Solar
|
250
– 340
|
15
– 25
|
Bahan
bakar mesin diesel
|
Oli
|
350
– 500
|
19
– 35
|
Pelumas
|
Parafin
|
350
|
>
20
|
Bahan
baku lilin
|
Residu
|
>
500
|
>
70
|
Aspal
dan pelapis antibocor
|
Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan,
yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan
merupakan ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam
mesin yang dapat merusak mesin. Semakin tinggi bilangan oktan maka semakin
baik. Pertamina mengeluarkan 3 produk bensin: Premium dengan bilangan oktan 80
– 88, Pertamax dengan bilangan oktan 91 – 92, dan Pertamax Plus dengan bilangan
oktan 95. Bilangan oktan dapat dinaikan dengan menambahkan MTBE (Metyl Tertier
Butil Eter).
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar.
Maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
1. Cracking (perengkahan),
yaitu memecahkan molekul besar menjadi molekul kecil.
2. Reforming, yaitu
mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3. Alkilasi atau
polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Sumber :
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/04/minyak-bumi-materi-ringkasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar