Air
merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Air tentunya memiliki banyak
manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Contoh sederhana, dalam sehari saja
kita manusia sangat dianjurkan minum minimal 2 liter. Tapi tahukan teman-teman
apa itu air bersih? Apakah air yang setiap harinya kita gunakan untuk minum itu
merupakan air bersih?
Syarat air minum sesuai Permenkas
harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas
air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain
sebagainya.
Parameter kualitas air minum yang
berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai Permenkas tersebut adalah
berhubungan dengan mikrobiologi seperti bakteri E. Coli dan total Koliform.
Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsentik, fluorida, kromium,
kadminum, nitrit, sianida, dan selenium.
Sedangkan parameter yang tidak
langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah
zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi
berupa aluminium, besi, khlorida, mangan, pH,
seng, sulfut, tembaga, sisa khlor, dan amonia.
Berdasarkan data statistik BPS (Badan
Pusat Statistik) DKI Jakarta 1998 sekitar 50% rumah tangga menggunakan air
ledang (PDAM), air tanah dengan menggunakan
pompa sebesar 42,67%, sumur gali 3,16% dan lainnya 0,63%. Bapak Arie
dari BPS mengatakan bahwa permasalahan muncul berawal dari produk kualitas air
minum. Kualitas air sungai dan air tanah kurang memenuhi syarat. Dikarenakan
banyak orang buang sampah, kotoran maupun limbah ke sungai. Dan bahkan ada cara
lain untuk membuang limbah berbahaya tesebut dengan menanamnya di kedalaman
beberapa meter.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan sumber
air bersih di Ibu Kota kita tercinta berasal dari sungai Citarum (80%),
Cisadane (15%) dan sisanya Ciliwung. Kita ketahui bahwa sungai-sungai tersebut
melintasi berbagai pedesaan, industri, pemukiman, dan transportasi yang cukup
padat. Tentu saja kemungkinana besar apa yang dikatakan Bapak Arie tadi adalah
benar adanya. Dan sangat disanyangkan, kesadaran masyarakat akan perlunya
menjaga lingkungan masih sangat miris, sehingga sungai yang merupakan salah
satu sumber daya alam rentan tercemar. Tak jauh berbeda dengan keadaan di
perkotaan, di daerah pedesaan pun masyarakat mengalami krisis air layak untuk
minum. Penggunaan pestisida berlebihan mencemari air di persawahan yang
kemudian mengalir ke sungai dan dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan
sehari-hari. Tidak sedikit masyarakat desa pun mencuci dengan detergen di
pinggir kali. Demikian juga masyarakat pesisir kesulitan mencari air tawar.
Akibatnya, mereka air laut dengan kadar garam tinggi. Lanjut Bapak Arie , dalam
mengolah air baku menjadi air layak minum teknologi pengolahan air minum yang di
gunakan PDAM masih tertinggal. PDAM hanya menghilangkan bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan
karsinogen tidak pernah dilakukan.
Lalu air mana yang dapat kita gunakan
untuk minum?
Teman-teman dari rangakaina kata tadi
kita sebagai makhluk Allah SWT yang diberikan kelebihan berupa otak, jangan
anggap itu hanya berupa rangakain kata yang tak berarti apa-apa. Mari kita
sama-sama renungkan dan amalkan rangkaian kata tersebut menjadi sebuah makna,
perintah, motivasi bagi kita untuk senantiasa menjaga alam yang sewaktu-waktu
akan hancur ini. Mulailah dari hal terkecil yang kemudian beranjak menjadi hal
yang luar biasa. Dan kita dapat menikmati air bersih yang bebas dari bakteri
dan zat kimia.
Sumber
:
Kusnanto, W. d. (2013). Kimia. Solo: Putra
Keraton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar