Larutan
Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit
Pada
tahun1884-1927, Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia yang terkenal
dari Swedia yang mengemukakan teori elektrolit dan non-elektrolit. Menurut Arrhenius,
“larutan elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikel-partikel bermuatan
listrik positif dan negatif yang disebut dengan ion (ion positif dan ion negatif).
Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif”, sehingga
muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas untuk
menghantarkan arus listrik.
Larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Larutan ini
memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas pada
larutan tersebut. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael
Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan
elektrolit akan terjadi proses elektrolis
yang menghasilkan gelembung gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif
mengalami oksidasi. Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang
menghasilkan gas hydrogen sebagai berikut.
HCl(aq)―>H+(aq) +
Cl-(aq)
Reaksi
reduksi : 2H+(aq) + 2e ―>H2(g)
Reaksi
oksidasi : 2Cl-(aq) ―> Cl2(g) + 2e-
Larutan
elektrolit terbagi menjadi dua macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan
elektrolit lemah.
Pada
larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat mengahantarkan arus listrik, maka
hantaran arus listriknya kuat. Pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat
ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh:
NaCl(s)―> Na+(aq) + Cl-(aq)
Contoh
larutan elektrolit kuat:
- Asam : contohnya seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl).
- Basa : contohnya seperti natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)
- Garam
Larutan
elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala yang redup ataupun
tidak menyala, akan tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini
disebabkan karena tidak semua larutan terurai menjadi ion-ion (ion tidak
sempurna), sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektroit lemah
ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).
Contoh:
CH3COOH(aq) ―> CH3COO-(aq) +
H+(aq)
Contoh
senyawa yang termasuk elektrolit lemah: CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3,
dan NH4OH.
Larutan
elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion)
atau senyawa kovalen polar (senyawa yang
mempunyai ikatan kovalen polar). Sedangkan larutan non elektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan
gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak
terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Contohnya larutan gula dan urea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar