Minggu, 06 Maret 2016

KIMIA TANPA MATEMATIKA , LUMPUH



Kimia- Sentral Semua Ilmu Pengetahuan
Matematika- Salah satu pelajaran dasar yang harus dikuasai dalam setiap ilmu pengetahuan.
Tahukah teman-teman bahwa ilmu kimia sering disebut sebagai “Sentral Ilmu Pengetahuan atau Pusatnya Ilmu Pengetahuan” Kenapa? karena kimia dipakai, diterapkan, dan dibutuhkan untuk mendukung ilmu pengetahuan yang lain. Betapa tidak, banyak sekali bidang-bidang ilmu yang lain terikat dengan ilmu kimia, seperti bidang kedolteran, biologi, fisika, lingkungan, forensik, astronomi, farmasi, ilmu bahan, komputer, dan sebagainya. Lalu adakah hubungannya dengan matematika? Yah sesuai kutipan diatas, matematika berarti dasarnya ilmu kimia.  Apa buktinya? yuk kita selidiki bersama.
          Kimia, apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata kimia? Apakah itu racun? Apakah bom? Ataukah laboratorium yang dihuni  orang-orang dengan berkacamata tebal dan berbagai macam botol-botol berisi cairan berwarna-warni? Apapun yang terbayang ketika bicara kimia,entah negative entah positif, kita tidak bias terlepas dari aspek-aspek kimia dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bernafas, makan, marasakan udara, ataupun menulis dengan tinta. Semua melibatkan kata kimia. Karena pada hakekatnya kimia berarti bumi ( berasal dari bahasa mesir “keme”), yaitu  ilmu yang mempelajari tentang komposisi, stuktur, dan sifat materi, beserta segala perubahan yang menyertai terjadinya reaksi kimia. Jangkauan kimia tidak hanya mempelajari materi nonhayati tapi juga materi hayati serta proses kimia yang terjadi dalam makhluk hidup itu sendiri baik yang ada di bumi dan luar angkasa.
          Lalu matematika, ketika berbicara tentang matematika yang terbayang di kebanyakan orang adalah “hwooouuuu…. ‘angker’..”. kenapa? Karena dalam bayangan mereka matematika itu sulit. Yah, sulit karena yang terpikir adalah teori-teori dan rumus-rumusnya yang banyak dan merepotkan. Tapi taukah bahwa pikiran itu sudah jauh ke pendalaman matematika. Kenapa? Karena matematika itu pada dasarnya hanyalah berkutat pada angka-angka yang sejak kecil telah kita kenal. Hanya saja semakin kita mengenal, angka-angka itu harus kita olah sedemikian rupa sehingga menghasilkan banyak deret-deret angka, dan deret-deret itulah yang mungkin membuat matematika seolah ‘angker’. Padahal, justru disitulah letak daya tarik matematika, mampu mengasah kesabaran dan ketajaman logika seseorang. Dan matematika itu pulalah penikmat dunia ilmu pengetahuan.
Sadarkah kita bahwa matematika selalu dilibatkan dan dibutuhkan oleh sluruh bidang keilmuan dan segala aspek kehidupan, termasuk kimia. Mari kita buktikan betapa matematika itu mendasari kehidupan:
1.     Seorang wanita dewasa selalu memperhitungkan siklus datang bulannya untuk melihat kondisi kesehatannya, dan  Ibu hamil menggunakan perhitungan hari untuk mengira-ngira kapan bayinya akan lahir. Jelas perhitungan itu adalah materi pokok matematika.
2.    Seorang anak berusia 2 tahun telah diajarkan bernyanyi yang didalamnya ada unsur matematika, ‘ satu…satu… aku sayang ibu…, dua…dua… juga sayang ayah…., tiga…., dst”
Nah, terlihat bahwa ia mulai mengenal angka. Dimana angka-angka itu adalah nyawanya matematika.
3.    Seorang pengrajin,dsb menggunakan teori matematika dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk membuat meja kerja, rumah, peti mati, dsb dengan ukuran tertentu agar bentuknya tidak amburadul.
Dan masih banyak lagi contoh yang dapat membuktikan keterlibatan matematika sebagai unsur dasar kehidupan.
Lalu bagaimana dengan hubungan antara kimia dengan matematika? Mungkinkah seperti hubungan sepasang kekasih yang saling melengkapi? Atau sepasang sahabat yang saling berbagi? Atau mungkin justru seperti sepasang musuh yang saling bertentangan? Ternyata tidak sesimpel itu, hubungan matematika dengan kimia seolah hubungan ibu dan anak. Dimana sang anak selalu bersandar pada ibunya untuk memecahkan segala kerumitan hidupnya. Demikian pula dengan kimia yang selalu bersandar pada ilmu matematika untuk memecahkan masalah perhitungan yang muncul padanya.
Hubungan matematika dan kimia pun dapat diibaratkan seperti sebuah konstitusi, dimana matematika adalah pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan kimia adalah isi atau badan dari UUD 1945 tersebut. Sebuah badan UUD 1945 harus sesuai dan berlandaskan pada pancasila. Begitupun dengan kimia dan matematika, ilmu dalam kimia selalu berlandasrkan pada dasar-dasar matematika. Sebagaimanapun kimia mempunyai cabang-cabang keilmuannya sendiri yang secara kasat mata tidak bersentuhan dengan matematika, jiwa kimia teorinya tetap menggunakan dasar matematika, misalnya logika matematika.
Macam-macam  cabang kimia yang sekaligus dapat dihubungkan dengan ilmu matematika itu diantaranya ;
1.     Kimia teori, jelas cabang ini mempelajari kimia berdasar teori dengan dukungan ilmu matematika dan fisika dan penerapan kuantum mekanik yang disebut kimia kuantum. Materi matematika yang digunakan dalam kimia teori tentunya adalah logika matematika.
2.    Kimia organik dan anorganik, yaitu berkisar tentang senyawa. Dalam hal ini, matematika dibutuhkan untuk menentukan perbandingan tetap suatu susunan senyawanya. Contoh, air adalah senyawa yang mengandung hydrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1. Berappun H-nya dalam air,perbandingannya dengan oksigen akan selalu tetap. Dalam hal ini, system persamaan linear dan kuadrat, serta barisan dan deret digunakan.
3.    Kimia fisik, mengkaji dasar fisik system dan proses kimia. Bidang penting dalam kajian ini diantaranya termodinamika kimia, dimana ia melibatkan suhu, yang perhitungan suhunya berdasarkan ilmu matematika, yaitu pembagian, perkalian, penjumlahan, atau pengurangan. Misal, pengubahan suhu dari Kelvin ke celcius, atau sebaliknya. Kimia fisik memiliki banyak tumpang tindih dengan fisika molekuler, dimana dalam fisika molekuler dasarnya adalah matematika. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya berhubungan kimia kuantum dan kimia teori.
4.    Bio kimia, mempelajari tentang senyawa kimia, reaksi kimia dan interaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan erat. Biokimia juga berhubungan erat dengan biomolekuler, fisioogi, edan genetika. Dalam hal ini ilmu matematika yang diterapkan  misalnya geometri metematika, yaitu untuk menentukan bentuk molekul; Peluang untuk menentukan interaksi kimia yang terjadi berdasar biloksnya; lalu perbandingan skala ketika akan mengetahui ukuran molekul genetik sesungguhnya berdasar hasil yang diamati dengan mikroskop, dll.
5.    Kimia analitik, adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan kimia dan stukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Dalam kimia analisis, ilmu matematika banyak diterapkan mulai dari logika matematika dengan metode implikasinya ataupun silogismenya, vector bidang, statistika, fungsi linear dan kuadrat untuk pembuatan grafik,dsb. Dan pastinya aritmatika selalu digunakan dalam setiap perhitungan.
Dari kesemua cabang kimia, terbukti bahwa ilmu matematika selalu digunakan untuk mempelajari fenomena kimia. Hal terpenting yang tidak bisa disangkal adalah logika metamtika. Otomatis semua bidang ilmu pengetahuan alam,termasuk kimia, selalu membutuhkan logika untuk membuktikan keabsahan konsep-konsepnya.
Ternyata, peranan matematika dalam kimia nampak pula ketika kita baru saja membaca pengertian kimia itu sendiri. Pertama, untuk menetapkan sifat kimia, para kimiawan sejak dulu selalu mengelompokan unsure-unsur yang ada ke dalam beberapa golongan. Pengelompokan ini jelas menggunaka prinsip dasar matematika, yaitu himpunan dan statistika ( digunakan dalam hukum triad). Kedua, mengenai stukturnya, struktur ion ; senyawa; larutan; maupun campuran, menggunakan konsep kombinasi yaitu banyaknya susunan yang bias terbentuk dari atom-atom yang ada. Ketiga tentang reaksi, tentu saja membutuhkan kelihaian matematika dalam penyetaraan reaksi dan perhitungan hasil reaksinya. Terakhir dalam hal perubahan zat, tentunya aritmatika dibutuhkan untuk menghitung kalor yang dilepas atau diterima berdasarkan konsep kimianya.
Sekarang,kita dapat melihat kebutuhan kimia akan matematika dengan mengaplikasikannya langsung,misal untuk membuat larutan. Untuk membuat larutan, contohnya larutan NaCl, hal yang pertama kali dilakukan adalah menghitung masa zat padat yang akan dilarutkan berdasarkan konsep mol. Misal yang diketahui adalah volume yang dibutuhkan dan molaritas dari zat itu. Maka, kita butuh mengoperasikan rumus-rumus kimia dengan keahlian matematika kita. Lalu langkah selanjutnya adalah penambahan zat terlarut. Disini kita dituntut untuk mampu teliti menentukan ukuran, misal 100ml, 200ml,250ml,dsb. Nah, jelas kita mengenal angka dan satuan itu karena matematika. Selanjutnya, apabila zat itu dipanaskan, maka akan terbentuk Kristal baru yang harus kita amati bentuknya. Lagi-lagi matematika berperan karena bangun ruang dipelajari dalam metamatika. Kemudian, kita harus menghitung dan menganalisis massa sesudah pengkristalan itu. Kembali aritmatika dimainkan dan logika matematika,dengan teori silogismenya,ia berperan untuk menganalisis data yang kita dapatkan; gejala apa yang terjadi, apa sebabnya dan apa akibatnya.
Contoh selanjutnya, tentang kimia nuklir. Usut punya usut atom nuklir berguna bagi dunia kesehatan. Lalu apa hubungannya dengan matematika? Ya, jawabannya adalah dengan teori integral ataupun turunan dalam matematika, kita dapat memperkirakan pada bobot berapa, pada saat kapan, dan pada gelombang berapa suatu atom boleh dipancarkan dalam rangka pengobatan. Misalnya saja pada rontgen, panjang gelombang yang dipancarkan jelas tidak sembarangan . lalu kapan waktunya atom Tc boleh dimasukkan pada saat telah meluruh, jika diketahui Tc punya waktu paruh tertentu dimana setiap waktu dia akan berkurang menjadi setengahnya. Nah, bagaimana kita dapat memperkirakan itu semua kalau tidak menggunakan ilmu matematika bukan?
Akhirnya, cukup sudah pembuktian bahwa kimia tidak bisa kalau tanpa matematika. Matematika selalu dibutuhkan oleh ilmu kimia untuk menyelesaikan permasalahannya. Andai ada yang berkata bahwa kimia menjadi sulit karena matematika, maka apakah kimia pun akan mudah tanpa matematika? Sepertinya, ilmu kimia justru akan lumpuh diam ditempat tanpa ada perkembangan dan geraknya jika tanpa mengenal matematika. Jadi, kimia tanpa matematika, bagi saya itu lumpuh. Bagai sebuah tubuh yang bertangan dan berkaki tapi tidak mampu digerakkan karena syarafnya (yaitu matematika) tidak berfungsi.
Sumber : 
Rahmawati, S. (2011, Januari 4). Kimia Tanpa Matematika Lumpuh. Dipetik Maret 6, 2016, dari Saghri's blog: http://saghrirahma.blogspot.co.id/2011/01/kimia-tanpa-matematika-lumpuh.html  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar