Tidak dapat dipungkiri bahwa telepon
seluler generasi terbaru terus muncul, dimana mayoritas menawarkan
kecanggihan teknologi baru yaang sesuai dengan perkembangan jaman. Tentu
saja semakin baru teknologinya, semakin mahal harganya. Meskipun begitu
banyak orang yang tidak keberatan, terutama didorong terjadinya
peningkatan ekonomi yang terjadi di kalangan menengah Indonesia. Namun
seiring dengan hal ini, ponsel juga menimbulkan masalah lain, yakni
sampah beracun.
Mulai proses produksi hingga ponsel ini
berhenti beroperasi, telah terjadi pencemaran lingkungan. Hal ini
termaktub dalam sebuah hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Ecology
Center of Ann Arbor Michigan yang bekerjasama dengan ifixit.com dalam
membedah 36 jenis ponsel yang berbeda. Hasil penelitian yang
dipublikasikan menyebutkan bahwa terdapat setidaknya satu dari kandungan
unsur beracun berikut ini di dalam ponsel anda, yakni: timbal (Pb),
Bromin (Br), Klorin (Cl), Merkuri (Hg) dan Kadmium (Cd).
Menurut penelitian tersebut, direktur
riset Ecology Center menyampaikan bahwa ponsel paling baik sekalipun
masih mengandung bahan kimia berbahaya. Dari analisis terhadap 36 sampel
ponsel tersebut, ponsel yang memiliki kandungan bahan berbahaya paling
sedikit adalah Motorola Citrus, sedangkan yang terbanyak adalah iPhone
2G. Namun bisa dikatakan bahwa Apple membuat kemajuan dalam hal ini
sehingga iPhone 4S maupun iPhone 5 masuk deretan ponsel terbersih di
dunia.
Mungkin anda belum mengerti apa
bahayanya bahan yang kami sebutkan diatas, oleh karena itu anda tidak
boleh meremehkannya. Diduga bahan-bahan berbahaya ini erat kaitannya
dengan cacat kelahiran, gangguan belajar, masalah serius pada kesehatan.
Kandungan bahan berbahaya ini ditemukan lebih besar 10 hingga 100 kali
daripada kandungan yang ditemukan di dalam tanah tempat pengolahan
limbah elektronik di China. Oleh karena itu dibutuhkan regulasi yang
jelas soal bahan-bahan berbahaya ini dan perlunya mendesain alat
elektronik yang ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, ada 1.106 ponsel
yang dibongkar dan diuji oleh tim dari ifixit.com dengan menggunakan
pancaran radiasi sinar X. Teknik ini dilakukan dengan membombardir
sebuah obyek dengan radiasi lalu memeriksa jejak radiasi yang
dipantulkan oleh obyek tersebut. Material tertentu secara spesifik dapat
dikenali dari jejak radiasi yang dipantulkan. Dari penelitian ini
diketahui bahwa polutan dan resiko kesehatan terberat dari ponsel datang
dari mineral tambang yang digunakan dalam proses produksi dan sampah
daur ulangnya.
Menurut lansiran Detroit Free Press,
Ecology Center tidak membuat klaim akibat paparan dari penggunaan
ponsel tersebut dalam riset yang dikerjakannya. Mereka hanya meneliti
bahan berbahaya apa yang terkandung di dalam ponsel saja. Menurut Discovery bahan
tambang yang biasa digunakan dalam ponsel adalah timah, tungsten dan
emas. Terkait dengan emas, ada praktek eksploitasi dan tindakan brutal
dalam pertambangannya di Republik Demokratik Kongo.
Discovery mencatat bahwa ketika sebuah
ponsel di negara maju berakhir fungsinya, maka sejumlah besar itu
dianggap sampah dan dikirim ke China, India, Pakistan, Vietnam dan
Filipina yang mana proses daur ulang berlangsung. Para pekerjanya
memiliki resiko terpapar bahan berbahaya tingkat tinggi saat tangan
mereka yang telanjang bersentuhan dengan limbah tersebut. Sampah
elektronik ini sejak lama memicu masalah besar, yakni adanya potensi
limbah beracun yang dapat meracuni tanah dan air tanah serta masuk ke
dalam tubuh manusiasumber : http://ridwanaz.com/teknologi/smartphone/bahan-bahan-berbahaya-dan-beracun-dalam-ponsel/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar