Sabtu, 13 Februari 2016

Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit


Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit
Pada tahun1884-1927, Svante August Arrhenius adalah seorang ahli kimia yang terkenal dari Swedia yang mengemukakan teori elektrolit dan non-elektrolit. Menurut Arrhenius, “larutan elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut dengan ion (ion positif dan ion negatif). Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif”, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas untuk menghantarkan arus listrik.
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas pada larutan tersebut. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolis yang menghasilkan gelembung gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami oksidasi. Contoh, pada larutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hydrogen sebagai berikut.
HCl(aq)―>H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e ―>H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) ―> Cl2(g) + 2e-
Larutan elektrolit terbagi menjadi dua macam yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat mengahantarkan arus listrik, maka hantaran arus listriknya kuat. Pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Contoh:
NaCl(s)―> Na+(aq) + Cl-(aq)

Contoh larutan elektrolit kuat:
  1. Asam : contohnya seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl).
  2. Basa : contohnya seperti natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)
  3. Garam

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala yang redup ataupun tidak menyala, akan tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan karena tidak semua larutan terurai menjadi ion-ion (ion tidak sempurna), sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektroit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).

Contoh:
CH3COOH(aq)  ―> CH3COO-(aq) + H+(aq)
Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah: CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH.
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen  polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar). Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya larutan gula dan urea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar