Minggu, 20 Maret 2016

Bahaya Paraben di dalam Produk Kosmetik

Produk-produk kosmetik seperti sampo, conditioner, pasta gigi, bedak, lotion, krim dan lulur perawatan kulit adalah bagian dari kebutuhan sehari-hari yang tidak terpisahkan dari gaya hidup modern. Mereka memiliki banyak manfaat untuk memperindah, meremajakan dan bahkan menyehatkan rambut dan kulit. Namun, sebagian produk tersebut mungkin mengandung bahan-bahan berbahaya. Paraben adalah salah satunya.
Apakah Paraben itu?
Paraben adalah senyawa kimia alami dan dapat pula dibuat secara sintetis yang mengandung asam para-hidroksibenzoat. Paraben sintetik telah digunakan sebagai pengawet dalam obat-obatan sejak tahun 1924. Saat ini, paraben juga banyak digunakan sebagai pengawet kosmetik serta makanan dalam batas tertentu.
Terdapat beberapa jenis paraben yang digunakan dalam berbagai produk. Berikut ini adalah beberapa diantaranya.
1.Metil dan Etil Paraben
Metil paraben digunakan untuk mengontrol pertumbuhan jamur pada obat-obatan, kosmetik, dan beberapa produk makanan. Penelitian menunjukkan substansi ini tidak beracun. Pada tahun 1974 sebuah komite bersama dari FAO dan WHO merekomendasikan asupan harian yang dapat diterima sebesar 10 mg untuk setiap kilogram berat badan. Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2008 oleh Meijo University di Jepang menunjukkan bahwa ketika terkena sinar ultraviolet, kulit yang diobati dengan produk yang mengandung metil paraben akan menjadi rusak.
Etil paraben mirip dengan metil paraben. Namun beberapa studi terbaru menyimpulkan etil paraben berpotensi mempertinggi risiko berbagai penyakit termasuk kanker, masalah reproduksi, alergi, dan masalah kesehatan lainnya.
2.Propil Paraben
Propil paraben diproduksi secara alami pada beberapa serangga dan tanaman. Namun propil paraben sistetislah yang digunakan sebagai pengawet dalam obat-obatan. Propil paraben terutama digunakan dalam produk-produk berbasis air karena sifatnya yang mudah larut. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2002 oleh Tokyo Metropolitan Research Laboratory of Public Health, propil paraben terindikasi bisa mempengaruhi sistem reproduksi laki-laki.
3.Butil Paraben
Butil paraben digunakan untuk memerangi jamur dan bakteri dalam berbagai produk farmasi, kosmetik, makanan, dan produk lainnya. Butil paraben terbukti tidak beracun bila digunakan pada konsentrasi 0,05 persen. Larutan yang lebih pekat dapat mengiritasi kulit.
Bahaya paraben
Paraben memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen. Terlalu banyak estrogen dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan mempercepat perkembangannya. Hasil penelitian terbaru oleh tim dari Universitas Reading yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Toxicology (Januari 2012) menyebutkan bahwa dari 160 sampel jaringan tumor payudara yang diangkat dalam operasi mastektomi pada 40 wanita, 99% mengandung paraben (158 sampel) dan 60% (96 sampel) di antaranya mengandung kelima jenis paraben. Apakah paraben menjadi sebab wanita-wanita itu menderita kanker payudara? Tidak ada yang tahu. Penelitian lebih lanjut tentang hal itu masih diperlukan.
Menurut peraturan BPOM, paraben adalah bahan pengawet jenis ester (p-hydroxybenzoic acid) yang diperkenankan dengan kadar maksimum 0,4 persen untuk ester tunggal serta 0,8 persen untuk ester campuran (Peraturan Kepala BPOM No: HK.00.05.42.1018). Karena terdapat pada banyak produk, tanpa disadari Anda mungkin memasukannya ke dalam tubuh melebihi batas yang disarankan. Anda mungkin memakai produk-produk berbeda yang mengandung paraben beberapa kali sehari. Penggunaan dalam jangka panjang pada akhirnya dapat merugikan kesehatan Anda.
Berikut adalah efek samping yang dapat terjadi akibat paraben.
1. Tingkat estrogen tinggi
Paraben dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah.
Kadar estrogen melonjak saat paraben merembes melalui kulit.
Tubuh menyerap paraben dan menganggapnya seperti estrogen, meskipun sebenarnya zat ini merupakan bahan buatan.
Tingkat estrogen tinggi berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kista ovarium, kembung, serta perubahan suasana hati atau depresi.
2. Kanker payudara
Tingginya kadar estrogen selama jangka waktu panjang karena pemakaian paraben dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Reading menemukan bahwa paraben terkadang ditemukan pada penderita kanker payudara setelah tumor diangkat.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan produk yang mengandung paraben bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
3. Kenaikan berat badan
Paraben bisa memicu kenaikan berat badan dalam jangka panjang.
Kenaikan berat badan ini mungkin juga disumbang oleh faktor lain, alih-alih faktor tunggal.
Sebagai contoh, paraben mungkin membuat kelenjar tiroid bermasalah yang mengakibatkan kenaikan berat badan.
Tingkat estrogen yang tinggi akibat paraben juga bisa memicu kenaikan berat badan.
4. Pengaruh negatif pada kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi dapat secara negatif dipengaruhi oleh paraben.
Pada mamalia jantan, peningkatan paparan paraben dapat berakibat pada penurunan kadar testosteron yang dapat menurunkan kemampuan reproduksi dan mengakibatkan infertilitas.
Sumber:
Lusiana, F. (2013, Desember 01). Bahaya Paraben di dalam Produk Kosmetik. Dipetik Pebruari 28, 2016, dari dokter.id: https://www.dokter.id/berita/bahaya-paraben-didalam-produk-kosmetik

http://www.amazine.co/12732/tips-aman-kosmetik-4-efek-samping-paraben-bagi-kesehatan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar