Sabtu, 12 Maret 2016

Praktikum Kimia Berbasis Lingkungan


Dalam pembelajaran kimia tidak lepas dari praktikum/eksperimen atau percobaan, karena dengan kita melakukan eksperimen kita akan lebih mudah memahami materi. Biasanya eksperimen kimia dilakukan di laboratorium. Namun, bagaimana jika tidak ada laboratorium? Tetapi Janganlah khawatir karena kita masih bisa menggunakan alat-alat di lingkungan sekitar kita. Berikut ini adalah contoh berbagai bahan kimia yang dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Laju Reaksi
Untuk menunjukkan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yang meliputi konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalisator, maka dapat dilakukan percobaan-percobaan sbb :
a.    Konsentrasi : mereaksikan asam cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam cuka, dimana konsentrasi asam cuka divariasi.
b.    Suhu : mereaksikan garam inggris dengan ammonia, dimana garam inggris dipanas-kan pada berbagai suhu.
c.    Luas permukaan : mereaksikan cangkang telur yang dihancurkan dan utuh dengan asam cuka.
d.    Katalisator : menyalakan gula batu dengan bantuan  abu gosok/abu rokok sebagai katalisator.
     Titrasi Asam-Basa (Asidi – Alkalimetri)
Untuk melakukan titrasi asam-basa, terkadang kita tidak memilii indikator pp, maka dapat dilakukan dengan mengunakan indikator alami, seperti daun kubis ungu, rhoeo discolor, kunyit, secang, dsbnya. Indikator ini (terutama daun kubis ungu) memberikan perubahan warna yang tegas ketika titik akhir titrasi tercapai, sehingga akan memberikan akurasi data yang sama ketika menggunakan indikator pp. Peserta didik dapat melakukan titrasi alkali-metri, yaitu menentukan kadar asam cuka di pasaran dengan pentiter NaOH.
     Keberadaan Zat Besi pada Buah-buahan
Untuk mengetahui adanya zat besi pada beberapa buah-buahan, seperti anggur, nanas, apel, arbei, dapat dilakukan percobaan sbb :
Siapkan jus buah-buahan yang akan diteliti, lalu tuangkan sedikit pada gelas bening. Tambahkan sejumlah yang sama teh kental yang telah didiamkan kira-kira 1 jam. Aduk dan biarkan sekitar 20 menit. Angkat dan lihat di dasar gelas, apakah ada endapan. Bila belum ada, biarkan lagi beberapa saat, dan lihat kembali dasar gelas. Endapan yang terbentuk merupakan zat besi yang terkandung dalam buah yang bereaksi dengan zat kimia dalam teh. Jumlah dan kecepatan terbentuknya endapan menandakan banyaknya zat besi di dalam buah tersebut.
     Penurunan Titik Beku
Adanya zat terlarut yang non volatil menyebabkan larutan mengalami penurunan titik beku, hal ini dapat ditunjukkan dengan cara meletakkan es batu dalam kaleng lalu menambahkan sedikit air dan garam. Dengan menggunakan termometer akan nampak bahwa suhu sebelum dan sesudah ditambah garam akan mengalami penurunan.
Penurunan Tekanan Uap
                  Untuk membandingkan penguapan larutan garam dengan air dapat dilakukan percobaan sederhana, yaitu memasukkan garam ke salah satu gelas yang berisi air dan dibanding-kan terhadap yang hanya berisi air. Masukkan ke dalam wadah tertutup dan simpan selama 1 hari lalu ukur volum yang ada. Ternyata setelah didiamkan 1 hari ternyata volum larutan pada gelas 1 yang berisi larutan garam tinggal  99 ml, sedangkan volum air pada gelas 2 tinggal 98 ml.
Contoh di atas hanyalah sebagian dan masih banyak lagi contoh yang dapat kita temukan di lingkungan sekitar kita.


Sumber referensi
didit. (t.thn.). praktikum kimia berbasis lingkungan. Dipetik maret sabtu, 2016, dari didit's notes: http://diditnote.blogspot.co.id/2013/01/praktikum-kimia-sederhana.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar